Sabtu, 03 November 2012

Desain Sistem Pakar Gangguan Makan


           Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang menginginkan bentuk tubuh yang langsing dan indah. Banyak orang yang mengingkan tubuhnya itu selalu langsing dan indah. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mendapat kan tubuh yang langsing dan indah, misalnya dengan diet, olahraga, sampai mengkonsumsi obat-obat pelangsing tubuh. Menurunkan berat badan memang, sah-sah saja apalagi untuk orang yang bertubuh gemuk. Tapi bagaimana kalau orang yang sudah kurus atau sangat kurus mau menurunkan berat badan nya? Wah itu baru namanya aneh, udah kurus kok mau lebih kurus lagi? Tentu itu yang ada dalam benak pikiran kita...  Orang yang sudah kurus tapi masih saja pengen lebih kurus lagi, itu adalah indikasi bahwa seseorang mengidap gangguan makan..

Apa itu Gangguan Makan?

            Gangguan makan muncul karena kepedulian berlebihan terhadap pengendalian berat badan dan citra tubuh (body image). Gambaran klinis mengenai gangguan makan dapat ditelusuri dalam beberapa tahun terakhir, gangguan ini tercantum dalam DSM pertama kalinya tahun 1980 sebagai sub kategori gangguan yang bermula pada masa kanak-kanak atau remaja. Dengan diterbitkannya DSM IV, gangguan makan yang utama ada dua yaitu: Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa (Davison, Neale, & Kring, 2010). 
            Istilah anoreksia berarti hilangnya selera makan, dan nervosa mengindikasikan bahwa hilangnya selera makan tersebut memiliki sebab emosional (Davison, Neale, & Kring, 2010). Istilah itu sendiri tidak tepat, karena sebagian penderita anoreksia nervosa secara aktual tidak kehilangan selera makan, namun melaparkan diri mereka sendiri (Davison, Neale, & Kring, 2010). Menurut Papalia, Olds dan Feldman (2009) adalah gangguan makan yang ditandai dengan melaparkan dirinya sendiri.  Penderita anoreksia nervosa memiliki citra tubuh (body image) yang terganggu, mereka merasa bahwa tubuhnya itu gemuk padahal tubuh mereka sudah kurus atau sangat kurus. 
           Sedangkan Bulimia Nervosa adalah gangguan makan dimana penderita makan secara teratur dalam jumlah banyak, lalu kemudian mengeluarkannya lagi dari dalam tubuh dengan memuntahkannya, mengkonsumsi obat pencahar, puasa atau olahraga berlebihan (Papalia, Olds dan Feldman, 2009).  



DESAIN SISTEM PAKAR GANGGUAN MAKAN
Dalam mengembangkan sistem pakar ada lima tahapan yang harus dilakukan menurut Sri Kusumadewi (dalam Juliana, 2009), yaitu : Tahapan Identifikasi, Tahapan Konseptualisasi, Tahapan Formalisasi, Tahapan Implementasi dan Tahapan Pengujian.

1.   Tahapan Identifikasi 
                       Tahapan identifikasi merupakan tahapan untuk menganalisa permasalahan yang ada  dengan menentukan batasan masalah yang akan dianalisa, sistem pakar yang terlibat, sumber daya yang diperlukan dan tujuan yang akan dicapai.
                   


Bagan tahap identifikasi desain sistem pakar gangguan makan
 
2.   Tahapan Konseptualisasi 
                        Tahapan konseptualisasi merupakan tahapan dimana pengetahuan dan pakar menentukan konsep yang kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem pakar. Dari konsep tersebut unsur yang terlibat akan dirinci dan dikaji hubungan antara unsur serta mekanisme pengendalian yang diperlukan untuk mencapai sebuah solusi yang terbaik. 


   Bagan tahap konseptualisasi desain sistem pakar gangguan makan



3.      Tahapan Formalisasi
           Tahapan formalisasi merupakan tahapan dimana hubungan antara unsur digambarkan dalam bentuk format yang biasa digunakan dalam sistem pakar. Tahap ini juga menentukan alat pembangunan sistem, teknik inferensi dan struktur data yang digunakan pada sistem pakar.
  

Bagan tahap formalisasi desain sistem pakar gangguan makan
 
4.     Tahapan Implementasi 
                         Tahapan implementasi merupakan tahap yang sangat penting karena disinilah sistem pakar yang dibuat akan diterapkan dalam bentuk program komputer.


  Tahap implementasi sistem pakar desain gangguan makan
 
5.     Tahapan Pengujian  
                         Tahapan pengujian merupakan tahap dimana sistem akan dipakai dan diuji keakuratannya serta kinerja sistemnya, sehingga didapat hasil yang efisien.



Tahap pengujian desain sistem pakar gangguan makan


 Sumber Referensi:

Juliana.(2009).http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2009/Artikel_10105912.pdf
Davison, Neale, & Kring. (2010). Psikologi abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada
Papalia, Olds & Feldman. (2009). Human development: Perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika
http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../1/09E00910.pdf/

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar