Kamis, 06 Januari 2011

KOMPUTER DALAM BIDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN

NAMA : RIZKI RAHMASARI
KELAS : 2PA01



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan komputer dari masa ke masa salalu mengalami peningkatan. Pada awalnya komputer bukanlah alat yang diciptakan untuk berbagai kegunaan seperti yang kita amati pada zaman sekarang. Dulu komputer diciptakan hanya sebagai alat untuk mempermudah dalam penghitungan atau lebih mudahnya sebagai mesin hitung matematika. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman komputer ini terus berkembang menjadi mesin serba guna khususnya pada bidang industri, penelitian bahkan pendidikan.
Sekarang sudah banyak digunakan pendidikan yang berbasis komputer. Komputer sangatlah berperan dalam dunia pendidikan, Menurut Rosenberg (2001) Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Penelitian terkini mengatakan bahwa lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi komputer dapat meningkatkan nilai para pelajar, sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Dengan adanya teknologi informasi ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Teknologi ini juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented).
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut Cyber Teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.



BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI - TEORI BELAJAR

Implementasi teori-teori belajar dalam pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh pembelajar dalam kelas. Pembelajaran dalam hal ini dapat dimaknai sebagai suatu pengaturan informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi pebelajar/siswa. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya tempat belajar, melainkan metode, media dan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan memandu studi pebelajar. Teori-teori belajar yang telah memberi sumbangan berarti bagi dunia pendidikan pada umumnya, dan pembelajaran secara khusus meliputi teori behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik.
Teori belajar behavioristik menekankan pada kontrol eksternal, yaitu segala sesuatu yang nampak dari luar, dapat diamati atau diobservasi, diukur dan ditampilkan.
Teori belajar kognitif menekankan pada proses-proses yang bersifat internal atau proses mental pada pebelajar/siswa. Artinya bagaimana proses berpikir pebelajar melalui media yang dipakai. Rancangan atau desain pembelajaran berdasarkan perspektif kognitif, memiliki ciri-ciri: (1) memperbolehkan pebelajar untuk mengaktifkan strategi kognitifnya sendiri dan mereka menganjurkan interaksi antar pebelajar dan (2) tidak membatasi definisi pebelajar pada perilaku yang dapat diamati. Belajar menurut teori kognitif adalah proses penyusunan skemata. Skemata adalah struktur mental individu yang diorganisir dari penerimaan terhadap lingkungan. Skemata beradaptasi dan berubah selama terjadi perkembangan mental dan proses belajar. Skemata juga digunakan untuk mengidentifikasi, memproses, mengumpulkan informasi dan dapat digunakan untuk mengklasifikasi pengalaman dan informasi spesifik. Sedangkan, teori belajar konstruktivistik menekankan pada belajar bermakna (meaningful learning) bagi pebelajar. Untuk itu perlu penciptaan lingkungan yang kaya untuk membantu bagi terjadinya proses belajar. Para penganut teori belajar konstruktivistik ini juga berpadangan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pembelajaran dan perancang pembelajaran harus mengembangkan kognitif, keterampilan dan sikap sesuai dengan kebutuhan.Tidak ada teori belajar yang paling benar.

B. MACAM-MACAM MEDIA PENGAJARAN

Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan pengajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosessor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels & Richey 1994 dalam Arsyad 2002). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pengajaran dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu:
1) Media Hasil Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan materi dan pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.
2) Media Hasil Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Penyajian melalui audio-visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyktor film, tape recorder, dan proyektor visual.
3) Media Hasil Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis koputer dengan dua teknologi lainnya adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (pengajaran berbantuan komputer). Aplikasi tersebut meliputi drills dan practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari).
4) Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer
Teknologi hasil gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer.

C. MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER ( INTERNET )

Komputer sangatlah berperan dalam dunia pendidikan, Menurut Rosenberg (2001) Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran, dengan berkembangnya penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Pergeseran dari pelatihan ke penampilan,
2. Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dankapan saja,
3. Pergeseran dari kertas ke “online” atau saluran,
4. Pergeseran fasilitasfisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.
Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut Cyber Teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. (Rosenberg 2001; 28)

D. DAMPAK PSIKOLOGIS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMPUTER

Contoh penggunaan media komputer pada bidang pendidikan, khusus nya belajar-mengajar adalah metode E-Learning, berikut adalah dampak psikologis yang ditimbulkan:
1. Motivasi
Motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu tersebut.
2. Emosi
Emosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Sistem e-learning membuat para pesertanya merasa terisolasi dari yang lain karena adanya gap baik antar pelajar maupun antara pelajar dengan pengajar. Rasa terisolasi ini seringkali menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning tersebut. Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai akibat dari sifat lingkungan e-learning yang sangat terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan e-learning.
Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan emosi negatif saja. Jika para peserta dapat mengadaptasikan dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untuk menghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning, sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif.

3. Disiplin Diri
Mengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan konsisten.
Dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa sisi psikologis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sukses atau tidaknya suatu proses e-learning. Namun, hal ini seringkali dilupakan oleh para pihak yang terlibat dalam pengembangan e-learning. Akibatnya, sistem yang dihasilkan boleh jadi memiliki fitur yang kompleks dan canggih, tetapi kurang memfasilitasi proses pembelajaran yang diselenggarakan, sehingga akibatnya para pelajar tidak dapat memanfaatkan sistem yang digunakan dengan efektif





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Komputer sangat membantu para guru dalam penyampaian materi kepada para siswa, tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Teknologi ini juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar guru dan siswa, dan membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented). Sehingga dampak psikologis yang di timbulkan siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
Selain dari guru, siswa juga dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyak nya tentang materi-materi belajar, dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet kapanpun dan dimanapun



Daftar Pustaka

http://www.mediapendidikan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=6:teori-belajar&catid=29:teori-belajar&Itemid=22
http://n4jm4.wordpress.com/2010/03/08/%E2%80%A6-pembelajaran-e-learning-dalam-psikologi%E2%80%A6/
http://dieza.viviti.com/entries/general/media-pembelajaran-berbasis-komputer
http://faridnyzer169.wordpress.com/2009/07/31/perkembangan-komputer-dari-waktu-ke-waktu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar